Perjalanan Martin Lorentzon Membangun Spotify yang Sukses Merevolusi Industri Musik
Hampir seluruh smartphone kini telah memiliki atau bisa mengunduh aplikasi Spotify. Spotify adalah platform streaming musik, podcast, dan video digital yang memungkinkan pengguna mengakses jutaan lagu serta berbagai konten dari kreator di seluruh dunia.
Lantas, siapa tokoh di balik Spotify? Martin Lorentzon, bersama rekannya Daniel Ek, adalah pendiri platform ini. Kisah sukses Martin telah ia impikan sejak kecil. Saat masih duduk di Sekolah Dasar Särlaskolan, ia bercita-cita menjadi miliarder dan tak ragu menceritakan mimpinya itu kepada teman-temannya.
Untuk mewujudkan impiannya, ia memulai dengan berjualan korek api kepada orang Tiongkok dan orang-orang terdekatnya. Martin Lorentzon lahir di Swedia pada 1 April 1969. Ibunya seorang guru, sedangkan ayahnya bekerja sebagai ekonom. Setelah lulus sekolah dasar, ia melanjutkan pendidikan di Jurusan Teknik Sven Ericson Gymnasiet.
Meski seperti remaja pada umumnya yang gemar menghadiri pesta dan hiburan, Martin tidak larut dalam kesenangan semata. Ia sangat menyadari pentingnya pendidikan. Bahkan, ia kerap melewatkan pesta jika jadwalnya berbenturan dengan ujian—dengan alasan sakit.
Baca Juga: Cerita Sukses Jusuf Hamka, dari Sopir Traktor hingga Jadi 'Raja Jalan Tol' Indonesia
Pada 1990, Martin melanjutkan studi di Chalmers University of Technology dengan mengambil bidang ekonomi industri. Ia kemudian meraih gelar Master of Science di bidang teknik. Tak berhenti di situ, ia juga mengikuti kursus ekonomi di Gothenburg School of Business, Economics and Law serta Stockholm School of Economics. Selain itu, ia mengambil kursus retorika dan argumentasi di Stockholm University.
Setelah merasa cukup bekal pendidikannya, pada 1995, Martin memulai karier di perusahaan telekomunikasi Telia. Namun, tak lama kemudian, ia memutuskan pindah ke San Francisco. Di sana, ia bekerja di perusahaan mesin pencari AltaVista, tempat ia bertemu dengan banyak pengusaha berbakat.
Di Silicon Valley, Martin berkenalan dengan Felix Hagnö, putra pemilik merek pakaian ternama asal Swedia. Keduanya kemudian bekerja sama mendirikan Tradedoubler, perusahaan pemasaran digital yang sukses pada 1999. Perusahaan ini berkembang pesat, memiliki 15 kantor di berbagai negara dan beroperasi di lebih dari 80 negara.
Pada 2005, Tradedoubler melantai di Bursa Efek Stockholm. Namun, di puncak kesuksesannya, Martin justru menjual sahamnya senilai US$70 juta.
Ia kemudian kembali ke Swedia dan bertemu dengan Daniel Ek, seorang pengusaha dan ahli teknologi. Meski memiliki keahlian dan kepribadian yang berbeda, keduanya cocok dan mulai menghabiskan waktu berdiskusi tentang ide bisnis.
Saat berdiskusi, mereka kerap mendengarkan musik melalui sistem home theater milik Ek. Namun, mereka kesulitan menemukan dan mengunduh lagu yang diinginkan. Saat itu, Napster—platform unduhan musik gratis namun ilegal—sedang booming. Tidak setuju dengan konsep tersebut, mereka mencari cara untuk mengakses musik secara legal, mudah, dan terjangkau tanpa harus mengunduhnya.
Hingga akhirnya, tercetuslah ide membuat platform streaming musik. Pada 2008, Daniel Ek dan Martin Lorentzon mulai mengembangkan Spotify. Dengan biaya US$10 per bulan, pengguna bisa mengakses lebih dari 30 juta lagu tanpa repot.
Baca Juga: Cerita Sukses Bebek Kaleyo, dari Gerobak Kaki Lima hingga Jadi Puluhan Cabang Restoran
Platform ini langsung mendapat sambutan positif. Pada 15 September 2010, Spotify mencapai 10 juta pengguna. Angka itu melonjak menjadi 144 juta pelanggan berbayar dan 320 juta pengguna aktif bulanan pada 2020. Pada Maret 2021, pengguna gratis mencapai 198 juta, sedangkan anggota Premium sebanyak 158 juta—total 356 juta pengguna.
Perkembangan Spotify terus pesat. Pada Maret 2024, pengguna aktif bulanannya mencapai lebih dari 615 juta, termasuk 239 juta pelanggan berbayar.
Kesuksesan Spotify membawa Martin Lorentzon pada kekayaan fantastis, melebihi impian masa kecilnya menjadi miliarder. Menurut Forbes, kekayaannya mencapai US$12,9 miliar (sekitar Rp217,54 triliun, kurs Rp16.863 per dolar AS). Kekayaan itu menempatkannya sebagai orang terkaya ke-189 di dunia.
-
Segini Harta Kekayaan Mardiono, Plt Ketum PPP yang Jadi Utusan Khusus PresidenPemprov DKI Gencarkan Deteksi Dini Warga Sakit Akibat Polusi Udara Hingga Tingkat RWTuris dan Warga Lokal Barcelona Saling Ejek via Grafiti hingga MedsosBercinta Ditolak Sabit Bertindak, Kakek di Ngawi Bacok Istri Lalu Bunuh DiriWali Kota Jakarta Pusat Arifin Bakal Sikat Habis Preman dan Parkir Liar, Berani?Indodax Tunjuk William Sutanto sebagai CEO Gantikan Oscar DarmawanAwas, Jangan Konsumsi 7 Makanan Ini Bersamaan dengan PepayaKementan Dorong Produktivitas Pertanian dan Pemulihan Ekonomi dengan Program Jalan Usaha Tani3 Cara Cek Sertifikat Tanah Asli atau Palsu Via Online, Masyarakat Wajib Tahu!Bercinta Ditolak Sabit Bertindak, Kakek di Ngawi Bacok Istri Lalu Bunuh Diri
下一篇:Megawati Klaim PDIP Tak Terkalahkan Hingga Detik Ini: Hore, Hore!
- ·Trump Sebut Lebih Baik Perang Daripada Senjata Nuklir Dikembangkan Iran
- ·Apa yang Terjadi Jika Minum Air Kelapa Setiap Hari?
- ·Polisi Periksa 17 Saksi Terkait Kasus Penyebaran Hoax Rocky Gerung
- ·Kota di Sisilia Larang Jual Suvenir Berbau Mafia
- ·Masya Allah Anies Kena Fitnah Begini, Kejem Banget!
- ·Bharada E Digugat Rp 15 Miliar oleh Deolipa Yumara, Pengacara: Klien Kami Tak Punya Uang
- ·Polisi Duga Kecelakaan yang Tewaskan Ibu dan Anak di Tol JORR Cengkareng Akibat Sopir Ngantuk
- ·Marak Kriminalitas, Pemprov DKI Berencana Tambah CCTV di Permukiman Padat Penduduk
- ·KPK Ingatkan Kementerian dan Lembaga untuk Jalankan 15 Aksi Stranas PK untuk Pencegahan Korupsi
- ·Bos One Global Capital Ajak Calon Investor Waspadai Berinvestasi di Luar Negeri
- ·Bercinta Ditolak Sabit Bertindak, Kakek di Ngawi Bacok Istri Lalu Bunuh Diri
- ·Sah! MK Tolak Gugatan Usia Capres Maksimal 70 Tahun
- ·Link dan Cara Cek PIP 2025 Lewat HP, Sudah Cair atau Belum?
- ·FOTO: Kala Para Vitiligan Rayakan Keberagaman
- ·Muntahan Paus Dihargai Miliaran, 'Harta Karun' Industri Parfum
- ·Bimo Wijayanto Resmi Gabung di Kementerian Keuangan, Jadi Dirjen Pajak?
- ·Ombudsman RI: Pagar Laut Sebabkan Nelayan Merugi hingga Rp9 Miliar
- ·Asia Tenggara & Asia Selatan, Destinasi Investasi Menjanjikan di 2024
- ·Unsur Pidana Penjual Plat Dinas Palsu Didalami Kepolisian
- ·Jumat Keramat Ferdy Sambo: Resmi Dipecat dari Polri dan Sang Istri Putri Candrawathi Ditahan
- ·Penerimaan SIPSS Polri 2025: Syarat, Cara Daftar, dan Jadwal Lengkap
- ·Jasindo Bukukan Laba Rp67,81 Miliar per April 2025, Naik 68%
- ·Maskapai Ini Bikin Anak 14 Tahun Telantar Sendirian di Negara Berbeda
- ·Polisi Sebut Anak Cewek Pedangdut Imam S Arifin Otak Pencurian Motor, Modus Pura
- ·Anies Baswedan Bocorkan Rahasia Soal Ekonomi Jakarta
- ·Warga Dengar Ledakan Dalam Kebakaran Gudang Tiner di Tangerang
- ·Operasi Keselamatan Jaya 2025, 100 Personel Dishub DKI Cegah Pengendara Lawan Arus
- ·Pemprov DKI Gencarkan Deteksi Dini Warga Sakit Akibat Polusi Udara Hingga Tingkat RW
- ·Emiten Perdagangan Konsumsi MICE Mau Tambah Lini Usaha, Telisik Detailnya
- ·Apa Itu Rabu Wekasan? Ini Makna, Sejarah, dan Tradisinya
- ·Miliarder Paul Tudor Jones Sebut Bitcoin Bukan Lagi Spekulasi, Tapi Sebuah Kebutuhan
- ·Rupiah Menguat Tipis, Ketegangan Iran
- ·APBN Tak Cukup, TP Rachmat Bantu Negara Sediakan Hunian Rakyat
- ·5 Destinasi Liburan di Luar Negeri Favorit Orang Indonesia, Ada Macau
- ·Kesempatan Terakhir, Menkeunya Trump Harap China Patuhi Kesepakatan Dagang
- ·5 Destinasi Liburan di Luar Negeri Favorit Orang Indonesia, Ada Macau